popular entri

Rabu, 08 Mei 2013

Goodbye ...~

hollaaa~ ini cerita gua yang ke4 yaa. ini cerita real life gua ya. yaa walaupun ada beberapa kejadian yang gua tambahin sama gua kurangin ._. maaf kalo ada typo dan maaf juga kalo cerita ini rada lebay soalnya gua nulis ini pas baru putus pisan sama dia.


Hujan turun deras sekali sore ini. Dan aku masih duduk di sini. Di halte Bus, menunggu pacar ku yang belum juga datang, padahal dia janji akan menemuiku di sini jam empat sore. Dan sekarang?? sudah jam lima lewat. Aku mulai bosan menunggu, lama-lama aku kesal juga.
Beberapa menit kemudian, aku melihat seseorang berpayung merah berlari ke arah halte. “nah Itu dia!” pikirku.
Ia menghampiriku dengan napas terengah-engah. Setelah menaruh payung dan mengatur napasnya, ia melihat ke arahku “maaf sya.., aku terlambat…lagi” katanya.
oh, iya gak masalah kok wan, yang penting kau datang” kataku sambil tersenyum pada Iwan.
Dan sekarang kami diam. Aku dan Iwan berdiri di halte berdua. Hanya berdua. kami sama-sama diam dan memperhatikan hujan. sampai akhirnya Iwan mengatakan sesuatu.
Tasya.., maaf, selama ini yang bisa kulakukan hanya menyakitimu” kata Iwan, sambil menatap air hujan yang jatuh dari langit.
Aku diam saja. Jantungku berdebar cepat sekali menunggu Iwan melanjutkan kata-katanya. Perasaanku mulai tidak enak. Iwan  beralih menatapku dengan serius.
Tasya, maaf…tapi aku rasa kita hanya sampai di sini”
aku rasa kita hanya sampai di sini…
Kalimat itu terasa bagaikan pukulan keras bagiku. Kenapa?? apa salahku??aku tidak mau. Sekarang aku menatapnya, dan butiran-butiran air mata pun mulai berjatuhan ke pipiku.
iwan.. kenapa??” tanyaku dengan suara bergetar. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain itu. Suaraku tenggelam oleh tangisan.
“aku rasa sekarang ini aku lagi tidak ingin pacaran dulu” kata iwan.
kenapa?? Kenapa wan? Aku…” sebelum aku selesai bicara, ia memotong perkataanku.
maaf.., makasih tasya…” ujarnya.
mengambil payung merahnya, dan pergi menembus hujan.
Sementara aku?? Aku berdiri mematung tanpa suara. Setelah menunggu di sini, ternyata ia datang untuk mengakhiri semuanya. Yang bisa kulakukan hanya menangis, dan menangis. Sekarang aku jadi teringat semuanya. Semua memori berhargaku bersamanya. Dan itu membuat air mataku mengalir semakin deras.
sya.. jangan nangis sya..!” ujarku pelan, berusaha menyemangati diriku sendiri. Tapi aku tidak bisa berhenti menangis.
tasya, mulai sekarang lupakanlah dia ayo lupakan…lupakan iwan…lupakan…lupakan…”
[tomorrow at school]
tasya!!” panggil shella temanku sambil mendekatiku. Aku sedang duduk sendiri di pinggir lapangan.
hei, kau kenapa??” tanya shella sambil cemberut, melihatku berwajah pucat, dan bermata sembab karena menangis semalaman.
aku tidak apa apa kok” kataku sambil berusaha tersenyum. Dan senyumku pun pudar begitu Iwan datang.
Aku terdiam memandanginya yang sedang mengobrol dan tertawa bersama temannya.
“Iwan.., kulihat kau bahagia tanpa aku, kau kelihatan baik-baik saja. apa selama ini aku tidak ada artinya sama sekali??” kataku dalam hati, dan aku pun menangis lagi.
Sulit sekali bagiku untuk melupakannya, perasaan itu masih ada.
tasya,kalau ada apa-apa cerita saja padaku” kata Shella lalu memelukku. Aku pun memeluk shella, dan menangis di pelukan sahabatku itu. Aku tidak peduli sekarang aku ada di pinggir lapangan dan dilihat oleh banyak orang. Pokoknya hatiku sakit, aku ingin menangis.
“Aku tidak peduli iwan.., aku tidak peduli kau sudah tidak mencintaiku lagi atau sudah melupakanku. Aku tidak akan pernah melupakanmu. Saranghae…”